Dari Akademisi ke Aktivis : Perjalanan Duta Mangrove yang Menginspirasi dan Berperan di Garis Depan Konservasi

Kak Nadia Asmawari Putri, mahasiswa berbakat dari Biologi FMIPA UI, telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa tidak hanya dalam bidang akademik, melainkan juga dalam pelestarian lingkungan. Dalam wawancara eksklusif, Kak Nadia menceritakan bahwa minatnya pada biologi dan lingkungan sudah tertanam sejak masa remajanya di Jakarta. “Saya selalu tertarik dengan keanekaragaman hayati dan hubungan antara makhluk hidup di alam,” ujar Kak Nadia dengan rasa semangat. Ketertarikan tersebut kemudian mendorongnya untuk memilih jurusan biologi di FMIPA UI, di mana ia mendalami ekologi, konservasi dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.

Di lingkungan akademik, Kak Nadia aktif terlibat dalam berbagai kegiatan, baik di dalam maupun di luar kampus. “Studi di Biologi FMIPA UI memberi saya kesempatan untuk tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi juga terlibat langsung dalam riset dan proyek-proyek lapangan yang berkaitan dengan lingkungan,” jelasnya. Keikutsertaannya dalam organisasi mahasiswa juga membantunya mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan kerja tim yang penting dalam karirnya sebagai seorang aktivis lingkungan.

Salah satu momen puncak dalam perjalanan Kak Nadia adalah ketika ia berhasil meraih juara 1 dalam Lomba Alliance Students Venture Forum 2024 di Korea Selatan. Lomba tersebut menekankan inovasi dalam konservasi mangrove dan memberikan tantangan baru bagi Kak Nadia untuk menerapkan pengetahuannya dalam solusi-solusi berkelanjutan.

Namun, prestasi terbesarnya bukan hanya sekadar pencapaian akademis semata. Kak Nadia juga telah sukses menjadi Duta Mangrove Indonesia. “Saya memulai perjalanan ini dengan tujuan untuk lebih memahami dan melindungi ekosistem mangrove yang rentan,” papar Kak Nadia. Sebagai Duta Mangrove, tanggung jawabnya meliputi promosi pentingnya mangrove sebagai penyangga pantai dan penyerap karbon. Serta edukasi masyarakat mengenai manfaat ekonomi dan lingkungan dari pelestarian hutan mangrove.

Dalam menjalankan perannya sebagai Duta Mangrove, Kak Nadia menghadapi berbagai tantangan. “Salah satu hal utama yang kami hadapi adalah mengubah persepsi masyarakat tentang pentingnya mangrove, yang sering kali dianggap sebagai hutan yang tidak begitu bernilai,” ujar Kak Nadia. Untuk mengatasi tantangan tersebut, ia dan timnya mengembangkan program edukasi yang melibatkan penduduk setempat dalam menanam dan merawat mangrove, serta meningkatkan kesadaran akan manfaat jangka panjang dari pelestarian lingkungan ini.

Dibalik kesuksesannya sebagai Duta Mangrove, Kak Nadia memberikan penghargaan kepada keluarganya yang selalu mendukungnya, terutama ibunya yang memberikan contoh ketabahan dan dedikasi dalam pekerjaannya. “Saya juga terinspirasi oleh tokoh-tokoh seperti Sri Mulyani, yang menunjukkan bahwa perempuan bisa berperan besar dalam memimpin perubahan positif,” papar Kak Nadia.

Pada akhir wawancara, Kak Nadia berbagi harapannya untuk masa depan. “Saya berharap dapat melihat lebih banyak inisiatif pelestarian lingkungan di Indonesia, di mana setiap individu dan lembaga memainkan peran penting dalam menjaga keberlanjutan alam kita,” tutup Kak Nadia dengan penuh semangat.

Kisah perjalanan Kak Nadia Asmawari Putri bukan hanya tentang pencapaian akademis dan penghargaan internasional, melainkan juga tentang bagaimana ia menggabungkan kesempatan yang ada dengan dedikasi pribadinya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dengan setiap langkahnya, ia tidak hanya mewujudkan impian pribadinya, tetapi juga memberikan inspirasi kepada banyak orang untuk peduli pada lingkungan sekitar mereka.

Dalam pandangan Kak Nadia, pelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab individu atau kelompok tertentu, melainkan tanggung jawab bersama untuk generasi mendatang. Melalui perannya sebagai Duta Mangrove, ia berharap dapat terus berkontribusi dalam upaya global untuk menjaga ekosistem mangrove sebagai warisan berharga bagi bumi kita.

Ditulis oleh Staf UKEL 2024.