DNA JUARA! UNIVERSITAS INDONESIA SABET MEDALI SETARA PERAK PIMNAS DI BIDANG PKM-PI

Universitas Indonesia berhasil meraih medali setara perak PIMNAS di bidang PKM-PI yang diketuai oleh Kristina Hersandi (Biologi 2018) bersama dengan anggota timnya, Alyssa Zahwa Ananda (Biologi 2018), Din Wijaya (Biologi 2020), Albertus Aldo (Kimia 2019), dan Jovel Edrei (Kimia 2019). Kristina Hersandi sendiri mengajukan 3 proposal, yaitu untuk bidang PKM-Penerapan Iptek, PKM-Kewirausahaan, dan PKM Gagasan Tertulis. Sejumlah 2 dari 3 proposal tersebut telah didanai, namun karena satu mahasiswa hanya boleh menjadi ketua dalam satu PKM, akhirnya Kristina melakukan ‘serah-terima jabatan’ ke anggota lain di PKM-K. Bidang PKM yang diambil oleh Kristina dan tim adalah PKM-Penerapan Iptek. Aplikasi produk mereka dapat memberi pengaruh peningkatan usaha mitra berprofit.

PKM-PI mereka yang berjudul “Pakan Lebah Protein Tinggi Berbahan Lokal untuk Peningkatan Produktivitas Lebah Madu di Desa Ciburial Kabupaten Bandung” dilatarbelakangi oleh produksi madu yang tidak stabil karena perubahan cuaca yang tidak menentu di Desa Ciburial Bandung. Hal tersebut diketahui karena Kristina dan tim memang pernah mencoba produk mitra dan akhirnya melakukan wawancara langsung dengan mitra untuk mencari solusi secara langsung. Solusi yang ditawarkan menjadi ide PKM adalah mengirim pakan alami (bibit bunga), membuat pakan buatan pengganti polen dan nektar, dan edukasi secara daring dan luring mitra agar program bisa berkelanjutan. Pakan protein tinggi yang digunakan terbuat dari biomassa ragi instan yang merupakan hasil fermentasi ragi dalam medium air beras dengan sirup nanas sebagai pengganti nektar.

Selama eksekusi, Kak Kristina dan tim sempat melakukan survey awal keadaan lapangan ke Ciburial. Lalu, seiring waktu, Kak Kristina dan tim membuat pakan buatan bersama dan mengirimnya ke mitra. Kak Kristina dan tim berkunjung lagi ke Desa Ciburial ketika pengumpulan data terakhir. Perjalanan kisah Kak Kristina dam tim sebenarnya tidak semulus itu, banyak rintangan dan tantangan yang terjadi. Mereka beberapa kali mengalami kegagalan saat produksi pakan buatan, miskomunikasi di grup, dan bahkan kelalaian saat mengisi logbook. Tapi, jika semuanya diselesaikan dengan kepala dingin, masalah-masalah tersebut bisa terlewati dengan baik. Setelah seluruh kegiatan selesai, semua kegiatan dilaporkan ke Simbelmawa dan dievaluasi pelaksanaannya.

PIMNAS ke-34 tahun ini dilaksanakan secara daring. Namun, menurut Kristina dan tim sendiri pelaksanaannya tidak kalah seru dibandingkan dengan yang luring. Sejak awal pengumuman PIMNAS, tim mereka sudah mulai mempersiapkan konsep presentasi, artikel ilmiah dan poster. Selain itu, dari awal sampai pelaksanaan PKM-PIMNAS, Kak Kristina dan tim selalu mendapat support dari PKM Center dan Direktorat Kemahasiswaan UI, mulai dari peminjaman ruang rapat, support dari para reviewer berpengalaman, penginapan di Wisma Makara UI, bahkan hingga ke ruangan untuk presentasi yang dilengkapi internet yang cepat. Kak Kristina dan tim melaksanakan semua kegiatan PIMNAS di Smart Classroom FT UI, dan persiapannya di Wisma Makara UI. Menurut Kristina pribadi, konsep Iptek yang diusung ini berbeda dari yang lain dan membutuhkan iptek cost yang jauh lebih murah dibanding tim lain. Berkat bantuan edukasi mitra, tim mereka jadi bisa memproduksi sendiri pakan buatan yang dapat diinovasikan, sehingga potensi keberlanjutannya juga besar. Jadi, Kak Kristina dan tim membawakan konsep mengenai bioteknologi. Hal ini sangat berbeda dengan tim dari universitas lain yang cenderung membawa aplikasi iptek berupa mesin, sehingga saat presentasi pun para juri masih bisa memberi pertanyaan yang kritis dan memperhatikan setiap komponen presentasi mereka dengan baik. Hasilnya, Kak Kristina mendapat penghargaan setara perak untuk kategori presentasi. Selain penghargaan materi, mereka juga menerima apresiasi luar biasa baik dari UI maupun orang-orang sekitar. Namun, yang paling berharga bagi mereka adalah banyak calon-calon medalis baru yang menjadikan mereka sebagai panutan. Kristina sendiri merasa senang dapat menjadi contoh yang baik untuk yang lain.

Ditulis oleh UKEL 2021