Motivasi & Passion: Langkah Awal Lahirnya Cerita Iklim

Tepat pada hari Kamis, 7 April 2022, penulis berkesempatan untuk berbincang dengan salah satu alumni luar biasa dari angkatan 2015, yaitu Kak Dhita Mutiara Nabella. Saat ini, Kak Dhita sedang berada di London dalam rangka menyelesaikan studi S2-nya di UCL atau University College London di bidang Environment and Sustainable Development. Penulis takjub dengan semangat yang dimiliki oleh Kak Dhita, meskipun saat itu sedang melakukan ibadah puasa, jauh dari kampung halaman, dan memiliki banyak kesibukan selain menuntut ilmu, seperti menjadi ketua PPI London. Selain itu, Kak Dhita juga aktif membantu riset perubahan iklim dan membangun komunitas iklim bernama Cerita Iklim (@cerita.iklim). Komunitas ini dapat ditemukan di Instagram, yang akan dibahas lebih lanjut oleh penulis. Terakhir, kak Dhita juga senang sekali belajar budaya dan hal baru, tidak jarang menjelajahi setiap sudut London jika berkesempatan untuk mengetahui lebih dalam mengenai negara tempat beliau melakukan studinya.

Penulis sempat bertanya bagaimana perjalanan Kak Dhita dalam studi S1 dan bagaimana cara beliau untuk dapat berkembang, baik di bidang akademik maupun di bidang non-akademik. Sedikit informasi nih teman-teman, Kak Dhita dahulu sempat menjadi ketua angkatan dan juga termasuk mahasiswa berprestasi kebanggaan FMIPA loh! Kak Dhita mengatakan bahwa perlu menemukan keseimbangan di antara kehidupan akademik dan juga non-akademik. Dalam mencapai hal tersebut Kak Dhita berpesan kepada kita semua bahwa motivasi dan niat harus jelas dan jangan takut untuk mengeksplorasi pengalaman. Bagi kawula muda yang penasaran bagaimana tips menjadi mapres, berikut dipaparkan secara singkat oleh kak Dhita. Pertama, carilah prasyarat atau kualifikasi yang ditentukan dalam ajang tersebut dan berusahalah untuk mencapainya secara perlahan. Jangan ragu untuk mengikuti perlombaan dan berproses di dalamnya. Selain itu, lingkungan yang suportif juga sangat membantu. Selanjutnya, dalam berorganisasi Kak Dhita juga berkata bahwa seiring berjalannya waktu, kita juga perlu menentukan organisasi atau kegiatan apa yang mampu menjadi boost dari apa yang ingin kita capai. Contohnya, pada saat itu kak Dhita yang pada awalnya hanya menjadi staf HMD Biologi akhirnya berkesempatan menjadi sekretaris umum. Pada tahun berikutnya, Kak Dhita juga sempat berkecimpung di BEM UI dan menjadi project campaigner dan hingga akhir perkuliahannya Kak Dhita lulus dengan baik ditambah dengan pengalaman dan koneksi yang benar-benar luas.

Setelah lulus S1, Kak Dhita tidak berhenti di situ, beliau ingin memperdalam ilmu yang di dapatkan di S1-nya. Dalam menemukan passionnya di bidang social science, Kak Dhita mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak terlepas dari bantuan teman-temannya. Beliau berpikir bahwa sangat penting untuk membangun jembatan antara science dan juga social sehingga keduanya dapat bermanfaat untuk masyarakat luas. Selain menemukan passion beliau, Kak Dhita juga ingin berkuliah di luar negeri. Dengan motivasi yang besar, Kak Dhita mengikuti banyak seleksi beasiswa dari berbagai negara. Dengan pertimbangan mata kuliah yang akan beliau ambil, ranking universitas, dan juga requirements yang dibutuhkan. Pada akhirnya, kak Dhita sempat menerima beberapa acceptance letter dan beliau memutuskan untuk melanjutkan studi pada bidang lingkungan dan pembangunan berkelanjutan melalui beasiswa LPDP. Pesan kak Dhita dalam metode pembuatan esai beasiswa adalah dengan menunjukkan versi terbaik diri kita yang telah dilakukan di masa lalu, hal-hal yang sedang dilakukan di masa sekarang, dan visi misi yang kita siapkan untuk diri kita di masa depan.

Passion Kak Dhita di bidang social science dan juga keinginan meningkatkan awareness mengenai hal-hal yang berbau iklim, mengantarkan Kak Dhita untuk membuat komunitas bernama Cerita Iklim. Di komunitas ini, beliau bisa membagikan ilmu-ilmu mengenai iklim dengan para penerus bangsa dengan cara yang unik, yaitu membahas jurnal ilmiah dengan cara yang mudah dipahami dan mampu diterima oleh masyarakat awam dengan design yang juga informatif. Seiring berjalannya waktu, teman-teman Kak Dhita mulai tertarik dan turut berkontribusi di dalamnya. Oleh karena itu, perombakan Cerita Iklim mulai dilakukan.  Selain bedah jurnal, Cerita Iklim membuat podcast yang berkaitan dengan climate change. Terakhir adalah webinar yang menggunakan interaksi dua arah sehingga baik narasumber maupun pendengar mampu berdiskusi bersama. Cerita Iklim berkembang secara masif dan sekarang telah diikuti oleh belasan ribu orang di seluruh Indonesia bahkan dari luar Indonesia. Cerita Iklim juga mendapat penghargaan dari Inggris dan Jerman.

Terakhir, penulis menanyakan terkait pandangan kak Dhita mengenai iklim di Indonesia dan pola pengelolaannya jika dibandingkan dengan tempat beliau menuntut ilmu sekarang. Kak Dhita mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai aware terhadap keadaan lingkungan tetapi masih perlu dibudayakan lagi untuk mengurangi waste kita. Hal tersebut sudah bagus karena sudah mulai terbangun kesadaran dan keinginan untuk menjadikan bumi pertiwi yang lebih baik. Di beberapa negara, awareness masyarakat terhadap hal ini sudah cukup tinggi, alangkah baiknya apabila kita mampu meniru dan berkaca dengan negara yang lebih unggul. Dengan demikian, kita juga mampu meningkatkan kesadaran kita terhadap climate change yang baru-baru ini menjadi topik hangat di seluruh dunia.

Sungguh banyak dan produktif sekali ya teman-teman! Jika pembaca bertanya-tanya apakah Kak Dhita pernah mengalami burnout atau tidak, jawabannya pasti pernah. Teruntuk kawula muda yang penasaran bagaimana cara kak Dhita mengatasi burnout, berikut tips dari beliau. Pertama ketahui batas yang dimiliki oleh tubuh kita sendiri tanda apa yang telah diberikan tubuh kita. Kedua, tidur yang cukup dengan pola makan teratur dan konsumsi makanan sehat dan bergizi. Terakhir, sempatkan untuk berolahraga juga. Jadi, semangat untuk semua kawula muda, mengejar mimpi dan visi misi adalah keharusan tetapi kesehatan juga tidak kalah penting. Selain itu, jagalah selalu lingkungan di sekitar kita dengan prinsip reducing waste dengan cara 3R (Reduce, Reuse, and Recycle). Mari mulai dengan langkah kecil untuk bumi yang lebih sehat.

Selamat berprogres teman-teman!

 

Ditulis oleh Staf UKEL 2022