Menelusuri Jejak Taksonomi: Perjalanan Akademik dan Penelitian Kak Imin

Kak Muhamad Muhaimin atau yang kerap disapa Kak Imin merupakan alumni S1 Biologi FMIPA UI angkatan 2009 yang juga melanjutkan pendidikan S2 di Biologi FMIPA UI pada tahun 2019. Sebelum melanjutkan pendidikan S2, Kak Imin telah bekerja di LIPI (sekarang dilebur menjadi BRIN) sebagai peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi dalam bidang Sistematika dan Taksonomi tumbuhan, khususnya sistematika tumbuhan paku-pakuan. Saat ini Kak Imin berkantor di Kawasan Sains dan Teknologi Cibinong (Soekarno), BRIN.  

Kak Imin sendiri sudah memiliki ketertarikan di bidang Biologi sejak duduk di SMA. Kak Imin juga sejak dulu suka menjelajahi alam dan mempunyai beberapa koleksi tumbuhan di rumah. Ketika memasuki jenjang pendidikan S1 di Biologi, Kak Imin mulai tertarik pada bidang Taksonomi Tumbuhan. Menurut Kak Imin, ketika kita belajar taksonomi, kita juga akan mendapat pengetahuan dari berbagai bidang ilmu yang lain, seperti sejarah, geografi, dan bahasa. Dengan mempelajari taksonomi dan identifikasi tumbuhan, kita bisa memperoleh pengetahuan berupa sejarah lokasi, proses penamaan spesies hingga ke sejarah peneliti taksonomi itu sendiri. Ilmu sejarah ternyata meru[pakan bidang ilmu favorit Kak Imin juga semenjak SMA, selain dari ilmu Biologi. Dalam taksonomi, kita juga akan bersinggungan dengan pelajaran Geografi, seperti mempelajari distribusi dan proses pembentukan alam. Hal-hal tersebut sangat menarik bagi Kak Imin dan membuat beliau memutuskan untuk semakin berfokus pada renjana (passion) beliau di bidang taksonomi tumbuhan.

Karena minat yang besar terhadap taksonomi tumbuhan, Kak Imin juga bergabung dengan BSO OMPT Canopy saat berkuliah S1. Saat aktif di Canopy, Kak Imin pernah menjadi ketua Divisi Diklat yang bertanggung jawab atas kegiatan pendidikan dan pelatihan tumbuhan di OMPT Canopy. Salah satu kegiatan penting dari Divisi Diklat adalah kegiatan pelatihan identifikasi tumbuhan dan pelantikan anggota baru OMPT Canopy yang diberi nama PELICAN. Menurut Kak Imin, banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa seperti Canopy. Dengan mengikuti kegiatan dari OMPT Canopy, kita bisa mendapat pelajaran tambahan mengenai botani atau taksonomi tumbuhan selain dari pelajaran yang sudah didapat di bangku kuliah. Kita juga bisa berbagi pengalaman dan mendapatkan banyak wawasan baru dari alumni-alumni Biologi yang tentunya sudah berpengalaman bekerja di bidang botani. Misalnya saja, ketika kita ingin menjadi peneliti di bidang botani setelah lulus nanti, kita dapat bertanya langsung kepada alumni-alumni Canopy yang telah bekerja sebagai peneliti di BRIN ataupun lembaga riset lainnya. Selain itu, jika kita tertarik dengan salah satu jenis tumbuhan, kita bisa bertanya dan berkonsultasi langsung kepada para alumni tersebut. Kegiatan di OMPT Canopy dapat juga menjadi hiburan bagi kita di sela-sela kesibukan dari kegiatan perkuliahan di kampus, seperti eksplorasi lapangan atau pengamatan tumbuhan langsung di alam. Kegiatan yang dapat memberikan kepada kita dua hal sekaligus, yaitu belajar sambil jalan-jalan! 

Kak Imin juga bercerita, ketika menjadi seorang peneliti taksonomi, penelitian di lapangan harus juga seimbang dengan penelitian di laboratorium. Contohnya saja, ketika kita ingin mengidentifikasi dan mengenali sebuah taksa, kita butuh berbagai data, seperti data dari morfologi dan molekuler, yang mana untuk memperoleh data tersebut membutuhkan kerja di lapangan dan laboratorium. Selanjutnya, hal yang menyenangkan menurut Kak Imin ketika menjadi peneliti adalah dapat mempelajari/meneliti sesuatu yang benar-benar diminati sekaligus berkeliling dan menjelajahi alam serta dapat mengenal banyak orang, sehingga kita dapat berkolaborasi dengan orang lain di bidang penelitian yang tidak terbatas pada bidang taksonomi saja. Meskipun begitu, terdapat pula dinamika dan hambatan yang dapat dialami oleh seorang peneliti, seperti penelitian yang kita lakukan dapat gagal, mengalami kecelakaan atau cedera ketika melakukan eksplorasi lapangan, ataupun tulisan kita yang ingin dipublikasikan dalam jurnal harus direvisi berkali-kali, bahkan ditolak. Akan tetapi, berbagai hambatan tersebut janganlah terlalu dikhawatirkan dan dianggap sulit selagi kita juga menyukai pekerjaan yang sedang kita tekuni dan anggap saja hal-hal tersebut merupakan proses dalam meningkatkan kualitas dan pengalaman kita sebagai peneliti ke depannya.

Terakhir, pesan dari Kak Imin, jika ingin menjadi seorang peneliti haruslah memiliki rasa ingin tahu (curiosity) dan minat membaca yang tinggi, perluas wawasan, jangan pernah takut gagal dan pantang menyerah, serta jangan pernah sekali-kali berbohong. Gagal tidak apa-apa, namun jangan pernah berbohong atas penelitian yang kita lakukan. Dari kegagalan pula, kita dapat belajar banyak hal untuk mengimprovisasi diri kita. Selain itu, jangan lupa untuk memperluas koneksi dengan berbagai orang, termasuk alumni-alumni Biologi lainnya.

Ditulis oleh Staf UKEL 2023