Pada hari Minggu, 10 September 2023, penulis berkesempatan untuk mewawancarai Gregorius Tendi, seorang mahasiswa Biologi Universitas Indonesia (UI) angkatan 2022. Tendi baru saja menorehkan prestasi gemilang dengan meraih medali emas dalam Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ON-MIPA) 2023 di bidang Biologi.
Tendi memiliki ketertarikan terhadap Olimpiade Sains sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Pada kelas 5 SD, ia berhasil meraih medali perak di tingkat internasional. Meski sempat jeda selama SMP, Tendi kembali fokus pada Olimpiade Biologi saat SMA. “Waktu SMA, teman-teman saya ikut OSN Kimia dan Matematika. Saya penasaran dan ingin mencoba Biologi, meskipun awalnya merasa takut karena menganggap diri saya tidak pintar-pintar amat,” ujar Tendi.
Keputusannya untuk memilih Biologi tidak lepas dari ketertarikannya pada bidang ini yang menurutnya lebih manageable dibandingkan Matematika. Selain itu, dalam olimpiade Biologi, sebagian besar peserta baru memulai dari SMA, berbeda dengan Matematika yang pesertanya sudah terlatih sejak SD.
Proses seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN) cukup panjang, dimulai dari seleksi di sekolah, kemudian berlanjut ke tingkat kabupaten atau kota, provinsi, hingga nasional. Di tingkat nasional, ada ujian praktik yang melibatkan berbagai aspek Biologi seperti hewan, tumbuhan, biologi molekuler, dan biometri. Tendi mengaku tantangan terbesarnya adalah konsistensi dalam belajar dan membaca buku serta latihan soal.
Tendi memiliki catatan prestasi yang mengesankan. Selain meraih medali emas di OSN 2021, ia juga meraih emas di International Biology Olympiad (IBO) pada 2022. Saat kuliah, Tendi kembali mengukir prestasi dengan medali emas di ON-MIPA. Untuk persiapan, Tendi menghabiskan sekitar dua jam sehari membaca buku secara konsisten. “Pas kuliah, tidak sedalam itu belajarnya, tapi tetap konsisten,” katanya. Dia juga membagi waktunya dengan baik antara belajar dan tugas kuliah, terutama saat semester awal yang masih belum terlalu padat.
Tendi memutuskan untuk mengikuti olimpiade lagi di tingkat perguruan tinggi sebagai “petualangan terakhir” dalam dunia olimpiade, terutama karena didorong oleh kakak kelasnya yang juga pernah mengikuti OSN. Meskipun sempat tidak yakin akan meraih medali, akhirnya ia berhasil membawa pulang emas, disambut dengan apresiasi dari teman-teman dan keluarganya.
Seperti banyak mahasiswa lainnya, Tendi juga pernah merasakan burnout. Untuk mengatasinya, ia biasanya tidur atau berbincang dengan teman-temannya melalui media sosial. Ia juga pernah mengalami kegagalan, seperti saat tidak lolos seleksi di sekolah pada kelas 10. Namun, kegagalan tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk terus mencoba.
Sebagai penutup, Tendi memberikan tips bagi siswa dan mahasiswa yang ingin mencoba olimpiade namun merasa takut. “Jika sudah tertarik, coba saja. Kesempatan luas dan kampus sangat mendukung, seperti PKM yang juga didukung penuh. Yang penting, ambil langkah pertama dulu. Jangan takut gagal, karena mencoba saja sudah merupakan langkah besar,” pesan Tendi. Dengan semangat dan ketekunannya, Tendi membuktikan bahwa siapa saja bisa meraih prestasi jika berani mencoba dan tidak takut gagal. Prestasinya menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa lainnya untuk berani mengejar mimpi dan berprestasi.
Ditulis oleh Staf UKEL 2023