Apa sih, yang ada di benak kamu kalau lihat orang yang sudah pintar, berbakat, banyak karyanya lagi? Mau juga, kan? Terus bertanya-tanya, apa yang dia lakukan ya, supaya bisa seperti itu? Yuk, simak artikel di bawah untuk menemukan jawaban yang kamu cari!
Siapa sih, nama orang hebat yang disebut-sebut itu? Ya, Namanya Kak Shera Tambora, dan kerennya lagi Kak Shera ini juga termasuk alumni Biologi UI, loh! Kak Shera saat ini sedang meniti kariernya di Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia sebagai Conservation Science Specialist. Namun, tak hanya itu. Kak Shera juga merupakan Founder dari Tambora Muda.
Keinginan Kak Shera untuk bekerja sebagai Conservation Science Specialist dimulai dari kedekatannya dengan alam sewaktu kecil, tepatnya di TN Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Indahnya alam di sana membuat kecintaan Kak Shera terhadap hutan dan satwa pun tumbuh hingga membuat Kak Shera ingin selalu bekerja di hutan. Melalui juruan Biologi UI, Kak Shera mendapat jawaban bahwa beliau dapat sering mengunjungi hutan. Selama masih menjadi mahasiswa, Kak Shera banyak belajar dan mengenal tentang ekologi dan konservasi, terutama dari kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya. Bagi Kak Shera, menjadi Conservation Specialist di WCS tidak hanya menjadi harapan saat masih menjadi mahasiswa, namun juga mimpi sejak kecil yang telah terwujud.
Secara umum, kegiatan sehari-hari Kak Shera dalam menggeluti Conservation Science Specialist adalah segala hal yang mendukung konservasi dengan berbasis sains. Kegiatannya meliputi mendesain dan melakukan penelitian, mengolah dan menganalisis data sesuai tujuan penelitian dan kebutuhan konservasi, menulis publikasi ilmiah untuk kemudian digunakan oleh komunitas saintifik dan praktisi dalam pengambilan kebijakan atau perencanaan intervensi, mendukung inovasi dalam pendekatan konservasi, mengevaluasi intervensi konservasi sebagai bagian manajemen adaptif, dan meningkatkan kapasitas saintifik.
Pekerjaan sebagai Conservation Science Specialist juga meninggalkan suka dan duka tersendiri bagi Kak Shera. Beberapa hal yang disenangi oleh Kak Shera adalah dapat sering bekerja di lapangan atau beberapa site WCS, kemudian melakukan hal-hal yang disenangi seperti penelitian, analisis data, dan menulis. Lingkungan kerja di WCS juga nyaman, terbuka, dan penuh tawa mampu mendukung Kak Shera untuk lebih semangat bekerja. Kak Shera pernah sesekali merasa berat, terutama saat pekerjaan sedang menumpuk. Namun, hal ini tidak selalu menjadi masalah untuk Kak Shera, karena kesibukan yang produktif akan mendatangkan hasil yang lebih baik menurut Kak Shera.
Rupanya, setelah lulus dari Biologi UI, Kak Shera sempat mengambil beberapa kesibukan, yaitu bekerja di lembaga konservasi di Sulawesi, Aliansi Konservasi Tompotika, kemudian melanjutkan sekolah S2 di Departemen Ekologi dan Konservasi Satwa Liar, University of Florida, sampai akhirnya kerja di WCS IP. Di waktu senggang, Kak Shera aktif di Tambora Muda sebagai ketua dan juga Manajer Program di PROGRES (lembaga konservasi berbasis-masyarkaat untuk jenis-jenis terancam punah terabaikan di Sulawesi).
Salah satu kegiatan yang Kak Shera dalami lagi yaitu mendirikan Tambora Muda sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas anak-anak muda di Indonesia yang ingin atau sedang berkiprah di dunia konservasi biodiversitas. Kegiatannya banyak tentang training, seminar, proyek kolaborasi, dan masih banyak lagi. Sasaran kegiatannya adalah untuk yang para anak muda atau yang berjiwa muda di bidang konservasi atau di luar bidang ini tapi tertarik dengan alam. Tambora Muda sudah didirikan sejak Desember 2015 dan masih aktif hingga saat ini.
Nilai yang ingin dibawakan oleh Tambora Muda adalah pentingnya keberlanjutan dalam konservasi dengan berinvestasi pada kapasitas generasi muda. Kak Shera percaya, generasi muda dengan energi yang masih berlimpah dan rasa ingin tahu yang luas dapat memberikan harapan terhadap konservasi di dunia ini. Keunggulan yang ditawarkan oleh Tambora Muda adalah Tambora Muda merupakan salah satu perkumpulan pertama yang mengadvokasi pentingnya kapasitas generasi muda di konservasi. Keunikannya, Tambora Muda sudah menjalani kegiatannya dengan berbasis online, jauh sebelum adanya pandemi Tambora Muda sudah beroperasi dari jarak jauh karena anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa di luar Indonesia.
Kak Shera sangat senang dalam menjalankan Tambora Muda ini. Selain karena ini merupakan hal yang disenangi untuk dilakukan, Kak Shera juga merasa Bahagia jika melihat kesenangan anak-anak muda untuk belajar hal-hal baru, terutama yang masih peduli untuk bergerak di bidang konservasi. Tantangan yang harus dihadapi oleh Kak Shera dalam menjalani Tambora Muda adalah membagi waktu dengan pekerjaan utama Kak Shera sebagai Conservation Wildlife Specialist dan merapihkan manajemen keseluruhan tiap-tiap pengurus Tambora Muda lain yang juga memiliki pekerjaan utama.
Manfaat Tambora Muda untuk warga Biologi UI juga sangat menarik, yaitu bisa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan menjadi praktisi dan peneltii konservasi yang biasanya tidak diajarkan di bangku perkuliahan. Selain itu, tentu saja dapat terhubung dengan berbagai orang dan pihak lainnya. Jumlah antusiasme pengikut Tambora Muda juga sudah banyak, ada sekitar 1500 orang yang sudah pernah mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas Tambora Muda.
Harapan yang ingin dicapai Kak Shera untuk Tambora Muda adalah adanya regenerasi dan lebih banyak upaya untuk memberdayakan pemimpin-pemimpin masa depan yang sadar akan isu konservasi serta aktif terlibat dalam menjawab tantangan konservasi. Tak lupa, Kak Shera juga menitipkan pesan untuk para mahasiswa Biologi saat ini. “Grow your passion, get yourself out there and connect with people!” ujar Kak Shera Tambora yang menutup perbincangan pada malam ini. Kalau Kak Shera bisa menjaga alam, kita juga pasti bisa! Jangan lupa ambil peran untuk menjadi penyelamat bumi ya!